Rabu, 05 Oktober 2011

Bab 8 : Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi : Diakah PBT?


Barangkali masih banyak orang yang belum lagi menyadari betapa amat pentingnya mencari mujaddid. Begitulah umat Islam sudah tidak peduli sama sekali dengan hadiah dari Tuhan pada umat manusia di awal kurun ini. Apalagi di akhir zaman ini di mana Allah janjikan melalui lidah RasulNya akan adanya kebangkitan Islam yang akan dipimpin oleh mujaddid kembar yaitu Imam Mahdi dan Putera Bani Tamim. Padahal bila kita lihat sejarah, tidak ada orang yang dapat sampai pada tujuannya yaitu Tuhan, tanpa dibimbing oleh orang yang dekat dengan Tuhan. Lihatlah para sahabat Rasulullah SAW. Bukan saja individu- individu  mereka dapat berubah menjadi pribadi-pribadi yang agung, tetapi mereka juga dapat mengubah masyarakat hingga terbinalah masyarakat agung yang mendapat pujian dari Allah SWT. Kalaulah untuk mendapatkan taqwa para sahabat saja mesti dibimbing oleh Rasulullah SAW, apalagi kita yang hidup di akhir zaman ini yang sudah terlalu jauh dari rasulullah SAW.

Kalau kita hanya memandang dari sudut pembangunan material, orang yang tidak kenal Tuhanpun, Allah ijinkan untuk berhasil membangunnya. Tetapi untuk membangun rohaniah, bukanlah hal yang mudah yang tentu bukan sembarang orang dapat membuatnya. Dulu, di saat dunia sedang merana melihat kerusakan di mana-mana, ketika dunia memerlukan sentuhan tangan Tuhan, Allah kirimkan pemimpin yang bertaraf Nabi dan Rasul. Di akhir zaman ini Rasul dan nabi sudah tidak ada lagi. Tetapi dengan kasih sayang Tuhan untuk menyelamatkan manusia, maka Tuhan turunkan mujaddid di setiap awal kurun. Malangnyaa tidak hanya orang biasa dan awam yang tidak memperdulikan tentang mujaddid ini, bahkan ulama dan orang-orang yang tahu hadist tersebut, juga bersikap tidak peduli. Padahal kedatangan mujaddid di setiap awal kurun merupakan kasih sayang dan hadiah dari Tuhan untuk membaiki kerusakan yang sudah dibuat oleh umat manusia.

Kedatangan seorang mujaddid membawa satu kaedah, cara teknik dan metoda baru yang sesuai di kurunnya, bertujuan untuk memperbaiki apa yang rusak di waktu itu. Metode itu hanya mengenai hal-hal yang telah rusak saja. Supaya yang rusak itu dapat dibetulkan dengan menggunakan metode yang baru.

Di kurun ini semua masalah sudah wujud. Sistem pemerintahan sudah rusak, masyarakat rusak, rakyat rusak, ibadah rusak, aqidah rusak, akhlak rusak, tauhid rusak, ekonomi rusak, politik rusak, dan macam-macam lagi yang sudah rusak. Sebab itu kedatangan mujaddid di kurun ini tentulah keadaannya lebih sulit lagi. Apabila hendak membetulkan semua perkara tadi, artinya semua golongan yang terlibat dalam kerusakan itu menjadi penentang kepada kedatangan mujaddid ini. Karena terlalu besarnya kerusakan yang terjadi di era globalisasi, sains dan teknologi yang canggih ini, maka Allah utus 2 mujaddid untuk membaikinya dan menyempurnakan kebangkitan itu. Dua mujaddid itu adalah Imam Mahdi dan Putera Bani Tamim yang bekerja secara rapat. Bila semua sudah rusak, artinya semua golongan yang terlibat akan merasa terancam dengan kedatangan mujaddid kurun ini. Tetapi dengan ilmu ilham yang diberikan oleh Allah dan ketaqwaan yang dimiliki oleh mujaddid tersebut, Insya Allah ia akan sanggup membaiki kerosukan yang ada.

Siapakah Mujaddid yang bergelar Putera Bani Tamim yang menyiapkan tapak bagi Imam Mahdi? Yang sangat mengetahui tentang Imam Mahdi karena senantiasa berhubungan dengan Imam Mahdi, yang sangat mengetahui, memahami, menghayati dan memperjuangkan kebangkitan Islam dari Timur dan seluruh aspek yang berkaitan dengannya? Yang menyiapkan pendukung-pendukung kebangkitan Islam di akhir zaman yaitu para ikhwan dan asoib?

Dalam buku karya Dr.-Ing Abdurrahman R Effendi dan Dr.-Ing. Gina Puspita yang berjudul : ‘Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi : Diakah Mujaddid di kurun ini’, mereka menyatakan bahwa Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi Chairman Rufaqa’ International adalah layak untuk menjadi Mujaddid di kurun ini bersama Imam Mahdi. Dengan kata lain Abuya At Tamimi adalah Putera Bani Tamim yang dimaksudkan Rasulullah SAW.

Dari hasil kajian ke-2 penulis ini dapat dilihat betapa tafsiran Abuya tentang berbagai masalah kehidupan umat Islam jauh berbeda dengan tafsiran ulama-ulama atau cendikiawan lainnya pada zaman ini. Abuya sudah membaiki berbagai sistem yang sudah rusak dan diganti dengan sistem islam yang cantik dan indah. Selain itu, Abuya tidak sekadar menafsirkan tetapi memperjuangkannya melalui jamaahnya dalam kehidupan sehari-hari dan telah terbukti menunjukkan hasil yang baik. Nampaklah keindahan Islam pada individu Abuya dan jamaahnya, keluarga mereka, ekonomi, kebudayaan, teknologi, penerangan, pendidikan, pertanian, dan seluruh aspek kehidupan yang lain. Masyarakat Rufaqa’ yang diwujudkan Abuya merupakan masyarakat madani kecil yang aman, damai, makmur, harmoni dan Insya Allah mendapat keredoan Allah.

Abuya berjuang bersama satu jemaah


Dari tahun 68, Abuya telah membina sebuah jemaah yang di dalamnya beliau menekankan dan mendidik para pengikutnya agar satu dengan yang lain dapat diikat oleh tali Allah, atau diikat oleh ahkamullah/ hukum-hukum Allah. Mereka semua sungguh-sungguh berusaha untuk patuh kepada Allah, kepada Rasulnya dan mentaati pemimpinnya. Mereka nampak berakhlak baik, mulia, ada rasa bersama. Maka tercetuslah kerja sama diantar mereka. Dahulu jamaah itu bernama Darul Arqam dan kini bernama Rufaqa’ Corporation.

Ada sistem kehidupan secara Islam di dalamnya, artinya dalam jemaah Abuya itu ada kebenaran dalam seluruh aspek kehidupan. Senantiasa memberi khidmat kepada masyarakat, baik masyarakat di dalam Jemaah, maupun di luar Jemaah, baik kepada orang Islam ataupun kepada orang bukan Islam. Jemaah itu senantiasa mencari kedamaian dan keamanan. Ia benar-benar memberi rahmat kepada alam, seperti mana yang Rasulullah pernah sabdakan Al Jamaíatun Rahmatun wal firqatu adzab.

Jamaah yang Abuya bangunkan terbukti memberi rahmat, artinya membawa kasih sayang. Dia membawa kegembiraan, dia membawa hiburan, dia membawa kemudahan, dia membawa kemuliaan, dia membawa keselamatan, dia membawa kedamaian, dia membawa penyelesaian, dia membawa kebahagiaan dan keharmonian. Dengan adanya jemaah itu membolehkan bertolong bantu satu sama lain.

Jemaah yang Abuya bangunkan selamat menyelamatkan. Mengapa dia selamat dan menyelamatkan, karena jemaah itu ada peranan. Dia bertanggung jawab, dia senantiasa ada khidmat pada masyarakat. Karena jemaah Abuya ada peranannya lah maka dia dikatakan membawa rahmat, karena ada peranan inilah maka jemaah Abuya dikatakan membawa kasih sayang. Karena ada peranan inilah jemaah Abuya membawa kebahagiaan, keharmonian, keselamatan dan bermacam-macam kebaikan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di antara peranan yang diberi oleh Jemaah Abuya adalah :

  1. Mampu dan senantiasa memberikan nasehat kepada masyarakat
  2. Mampu menyediakan makanan yang halal bagi masyarakat yang memerlukan
  3. Mampu menyediakannya pendidikan Islam bagi masyarakat
  4. Kalau masyarakat inginkan model ekonomi Islam, maka jemaah itu ada modelnya.
  5. Kalau masyarakat inginkan rawatan cara Islam, maka jemaah mampu mengadakannya.
  6. Semua masyarakat inginkan bantuan keuangan, maka jemaah mampu pula memberinya.
  7. Kalau masyarakat inginkan pekerjaan yang halal sesuai dengan profesinya, maka jemaah dapat memberinya.
  8. Kalau ada orang ingin melindungi imannya, jemaah boleh melindungi imannya.
  9. Kalau ada orang yang buntu fikiran, jemaah boleh memberi nasehat.
  10. Kalau ada orang yang terancam, jemaah Islam itu boleh melindunginya.
  11. Kalau ada yang inginkan hidup dalam ketenangan, dalam jemaah wujud suasana itu.
  12. Kalau ada yang ingin kawin, maka jemaah dapat mencarikannya.
  13. Kalau ada orang yang tidak dapat bekerja karena cacat badannya, maka mereka dapat bertanggung jawab.
  14. Kalau ada orang yang ingin hiburan secara halal, maka jemaah mampu memberikan hiburan secara halal.
  15. Kalau masyarakat ada masalah, jemaah boleh membantu menyelesaikan masalah itu.

Jika dilihat dari ciri-ciri ini, terlihatlah bahwa Jemaah Abuya memiliki ciri-ciri Islam yang sebenarnya, yang tulen dan yang syumul. Dan masyarakat pun dapat bersandar kepadanya.

Seperti yang sudah disebutkan, pada tahun 1994, jamaah Arqam telah ‘dihancurkan’.  Secara logik akal, rasanya perjuangan Abuya akan habis di waktu itu. Sejak itu Abuya mengalami tahanan kota. Beliau ditempatkan di sebuah komples perumahan cukup mewah yang kebanyakan penduduknya adalah orang cina dan india yang non muslim. Sehingga Abuya tidak dapat bercakap dan menyebarkan Islam lagi di sana. Logiknya, Abuya akan mengikuti cara hidup orang-orang di sekitarnya yang bukan Islam.

Tetapi apa yang berlaku sekarang? D tengah-tengah penduduk yang kebanyakannya bukan Islam itulah Abuya telah berhasil membangunkan sebuah bandar Islam. Di saat ekonomi Malaysia jatuh, perusahaan Abuya justeru berkembang dengan pesatnya. Bukan sekedar itu saja, dulu dengan 10000 anggota yang commited Arqam hanya memiliki 24 rangkaian bisnis saja, sekarang dengan jumlah anggota yang commited hanya 500 orang, Abuya memiliki lebih dari 500 rangkaian bisnis yang tersebar di seluruh dunia.

Selain pembangunan material yang begitu gagah, hasil dari pada pembangunan rohaniah atau pembinaan insan dari para pengikutnya, jemaah Abuya yang sekarang bergerak dalam bentuk perusahaan, telah menjadi perusahaan yang sangat memberikan manfaat kepada masyarakat. Apa yang Abuya buat mengundang kekaguman bukan saja dari kalangan orang-orang Islam di dunia, tetapi juga dari masyarakat bukan Islam.

Jika apa yang berlaku pada jamaah Abuya kita lihat dengan akal yang jernih, maka tentunya kita akan bertanya-tanya kekuatan apa sebenarnya yang ada di belakang jamaah Abuya itu sehingga musuh-musuhnya tidak dapat menghancurkannya. Segala yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan. Apa yang terjadi pada jemaah Abuya tidak mungkin dapat terjadi kecuali dengan kehendak Tuhan. Inilah bantuan Tuhan. Bukan hal yang aneh bila Tuhan membantunya, sebab tujuan perjuangan Abuya adalah mengenalkan manusia kepada Tuhan, untuk membawa manusia kepada Tuhan. Bila urusan Tuhan diselesaikan, maka Allah akan menyelesaikan dan membantu kerja-kerja yang diperjuangkan hamba-hambaNya. Kalaulah bukan Allah yang mengawal dan menjaga jemaah Abuya, maka sudah lama orang tidak akan menyebut-nyebutnya lagi. Bukankah ini satu ciri dari jemaah kebenaran yang digambarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu jemaah tersebut tidak dapat dihancurkan oleh musuh-musuhnya?

Jemaah yang benar itulah yang dikatakan oleh Allah dalam Al Qur’an Hizbullah, partai Allah. Partai Allah tidak ada yang dapat memusnahkannya, karena Allah yang punya, Allah yang memberi jaminan keselamatan. Walaupun pada pandangan mata manusia kecil saja, tetapi besar di sisi Allah.

Kalau jamaah itu  Allah yang punya, tentulah Allah yang bertanggung jawab menjaganya. Kalau ada orang yang mencoba merusakkannya, maka mereka tidak akan mampu walau bagaimana besar kuasanya. Mereka akan berhadapan dengan kekuasaan Allah yang Maha Besar, yang Allah itu Qahhar, Jabbar, Qadir, Muqtadir. Sebab itu Allah berfirman dalam Al Qur’an, Fainna Hizballahi humul ghalibun, Sesungguhnya partai Allah itu pasti mendapat kemenangan. Dalam ayat lain Alaa ihahizballa humul ghalibun, Allah isytihar kepada orang yang menegakkan kebenaran dan juga musuh-musuh Allah atau musuh kebenaran bahwa partai Allah pasti menang, pasti mendapat kemenangan.

Dan juga pernah disabdakan oleh Rasulullah, ala haq la yadurruhum man kholafahum hatta yaítiya amrullah, Senantiasa ada satu jemaah daripada ummat aku yang sanggup melahirkan kebenaran dalam jemaahnya. dan mereka itu tidak akan rusak oleh mereka-mereka yang menentang hinggalah sampai hari kiamat. Jadi Allah pun memberi jaminan partainya tidak akan dapat dimusnahkan oleh musuh, artinya pasti mendapat kemenangan, dan dikuatkan oleh Rasulullah pula, jemaah, thoifah yang sebenar, tiada siapa yang boleh menentang. Tiada siapa yang dapat memusnahkan. Dan ciri ini ada pada jamaah Abuya.

Selain itu Abuya sangat mengetahui, memahami, menghayati kebangkitan Islam di akhir zaman dan semua persoalan yang berhubungan dengannya seperti Imam Mahdi, wazir-wazir, Putera Bani Tamim, para ikhwan dan asoib, Harris Al Harras. Semua ini sudah Abuya promosikan sejak 20 tahun yang lalu. Inilah diantara sebab mengapa Abuya ditahan di bawah ISA.

Cara Abuya bercerita tentang Imam Mahdi dan Rasulullah SAW begitu mendalam dan sangat menghayati seolah-olah dia berhubung selalu dengan Imam Mahdi, bahkan seolah-olah ruh beliau selalu bersama dan tidak pernah berpisah dari Imam Mahdi dan Rasulullah SAW. Abuya juga sangat paham strategi kebangkitan Islam di akhir zaman bahkan nampak dengan jelas Abuya sedang menyiapkan tapak kebangkitan Islam di Timur dan penyokong-penyokongnya yaitu ikhwan dan asoib.

Kesimpulan

1.      Pemikiran dan minda Abuya baru dan berbeda dengan pemikiran dan minda ulama-ulama lain sezamannya
2.      Minda dan perjuangan Abuya memperbaiki kerusakan sistem hidup masyarakat
3.      Abuya berjuang di awal kurun
4.      Jemaah Abuya menzahirkan kebenaran dalam seluruh aspek kehidupan manusia
5.      Jamaah Abuya tidak dapat dimusnahkan dan tetap tegak berdiri sampai sekarang walau musuh senantiasa mencoba menghancurkan.
6.      Abuya sangat mengenal, memahami, menghayati dan memperjuangkan kebangkitan Islam dari Timur dan hal-hal yang berhubungan dengannya yaitu IM, wazir, ikhwan, asoib dan lain-lain.
7.      Abuya berhasil melahirkan pengikut yang sungguh-sungguh beribadah di malam hari dan berjuang di siang hari, sanggup mengorbankan segalanya untuk Allah dan RasulNya dan nampak asing bahkan di kalangan orang mukmin.

Kajian lebih terperinci tentang diri Abuya (fisik, akhlak, ilmu), keluarga, jamaah, pengikut dan perjuangan Abuya dalam buku ‘Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi : Diakah Mujaddid di kurun ini’, bila dibandingkan dengan ciri-ciri PBT yang diuraikan dalam Bab 5, menunjukkan bahwa Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi memenuhi ciri-ciri sebagai Mujaddid akhir zaman yang bergelar Putera Bani Tamim yang merintis jalan bagi Imam Mahdi.

Beliau layak untuk menjadi mujaddid di kurun ini sekaligus Putera Bani Tamim. Beliaukah Mujaddid dan Putera Bani Tamim itu!? Para ulamalah yang akan menentukan apakah memang Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi adalah mujaddid atau salah seorang mujaddid di kurun ini. Sejarah akan membuktikan apakah beliau yang akan mendapat daulah di Timur yang akan diserahkan kepada Imam Mahdi sekaligus menandakan beliaulah Putera Bani Tamim yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW.

Putera Bani Tamim datang bukan membawa bala. Bukan untuk menyusahkan dan tidak pula menyekat kemajuan dan pembangunan. Kedatangannya semata-mata untuk membangunkan Islam dan umatnya yang telah tidur sekian lama. Ia datang dengan membawa iman dan kasih sayang. Di samping untuk menahan musuh Islam dari terus menginjak-injak agama Allah ini. Sebab itu setiap umat Islam tidak perlu takut dengannya. Jangan bimbang, berprasangka dan lebih-lebih lagi jangan perkecil-kecilkan beliau itu. Siapa saja yang menolak mujaddid dan Putera Bani Tamim itu ketika dia sudah diisytihar berarti orang itu berada di pihak musuh Islam.

Kalau ada pemimpin Islam hari ini yang merasa tersinggung dengan khabar ini, siapa tahu kalau-kalau selama ini dirasakan dirinyalah Putera Bani Tamim yang akan mengembalikan Islam kepada ummah ini, maka hendaklah mencoba untuk meredhai takdir Allah ini. Jangan dituruti rasa hati, sehingga menimbulkan rasa tidak senang dengan mujaddid kurun ini. Dikhawatirkan akan termasuk ke dalam golongan pembesar-pembesar Bani Israel yang tidak senang dengan Thalut, pemimpin yang ditunjukkan oleh Allah SWT. Mereka mengingkari Thalut hingga akhirnya binasa dunia dan akhirat. (Lihat surah Al Baqarah). Atau dikhawatirkan jadi seperti golongan Yahudi yang tidak senang dengan Nabi Muhammad SAW, karena merasakan beliau tidak layak, hingga dengan sebab itu mereka sanggup menolak Islam dan menjadi musuh Allah di dunia dan akhirat.

Mudah-mudahan umat Islam tidak ditipu oleh ulama-ulama yang mempunyai kepentingan diri dan tidak yakin dengan Putera Bani Tamim ini. Sebagai umat Islam yang menyaksikan ketuhanan Allah dan kerasulan Muhammad SAW, maka mestilah melaksanakan sunnah Rasulullah SAW, yakni segala hukum Allah dalam segala aspek. Apalagi yang bisa menjadi tanda bahwa kita ini Islam dan beriman kalau kita membelakangkan sunnah Rasulullah SAW? Mestinya di dalam era kebangkitan Islam ini kita berlomba-lomba untuk membantu agama Allah. Didepan mata kita Allah menjadikan Islam sedang berkembang untuk kembali gemilang di akhir zaman ini sesuia dengan janji Allah melalui lidah RasulNya. Berduyun-duyun manusia dijemput dan dipilih Allah untuk kembali kepada hukum Allah. Padahal sebelumnya kita sama-sama berada di tepi jurang neraka. Tidakkah timbul di hati kemauan untuk menyertainya dan rasa takut kalau-kalau ketinggalan dalam peluang keemasan ini

1 komentar:

  1. apakah saya bisa bertemu dengannya, lalu bagaimna caranya..?

    BalasHapus